Perubahan Iklim Membuat Komoditas Kopi Semakin Mahal

Hari Widowati
19 Desember 2023, 15:41
Harga biji kopi bakal semakin mahal karena perubahan iklim yang mengeringkan wilayah-wilayah utama penghasil kopi di dunia.
ANTARA FOTO/Reno Esnir/rwa.
Harga biji kopi bakal semakin mahal karena perubahan iklim yang mengeringkan wilayah-wilayah utama penghasil kopi di dunia.

Para pecinta kopi harus siap-siap membayar lebih mahal untuk minuman favoritnya di masa depan. Harga komoditas itu bakal semakin mahal karena perubahan iklim yang mengeringkan wilayah-wilayah utama penghasil kopi di dunia.

Cuaca yang semakin tidak menentu membuat tanaman pangan di seluruh dunia terancam. Varietas yang lebih tahan banting diperkirakan akan lebih baik. Untuk kopi, ini berarti robusta yang kuat dan bersahaja. Namun, para petani kopi di Vietnam mendapatkan peringatan dari alam mengenai seberapa parah dampak perubahan iklim ini.

"Kami harus menggali lebih dalam untuk mendapatkan air," kata Tran Thi Lien, petani yang memiliki perkebunan seluas satu hektare di Provinsi Dak Lak, Dataran Tinggi Tengah Vietnam, seperti ditulis Bloomberg, Selasa (19/12). Dalam beberapa tahun terakhir, Lien  menyebut para petani tidak memiliki cukup air untuk irigasi. "Beberapa tahun lainnya, terlalu banyak hujan," ujarnya.

Kondisi pertumbuhan yang lebih sulit telah membuat para petani Vietnam mempertanyakan nilai kopi sebagai tanaman komersial. Beberapa petani mengganti pohon-pohon kopi dengan tanaman lada hitam dan durian, komoditas yang populer di seluruh Asia Tenggara dan di kalangan konsumen Cina.

Berkurangnya pasokan telah mendorong harga kopi robusta tahun ini ke level tertinggi sejak setidaknya tahun 2008. Namun, kenaikan suhu berarti produksi kopi di masa depan akan menurun.

Kopi adalah industri bernilai sekitar US$200 miliar yang membentang dari perkebunan kecil di Brasil maupun Indonesia hingga ke pemanggang kopi dan pembuat produk akhir, seperti Nestle SA. Secara tradisional, penjual seperti jaringan Starbucks Corp. lebih menyukai jenis arabika yang lebih ringan dan beraroma harum, sedangkan robusta digunakan untuk kopi instan.

Namun, konsumen harus membiasakan diri dengan rasa yang berbeda. Sebuah studi tahun 2022 tentang tanaman komersial tropis yang mencakup arabika, serta alpukat dan jambu mete, menemukan bahwa biji kopi paling rentan terhadap perubahan iklim.

Wilayah Produksi Kopi Menyusut

Wilayah yang cocok untuk produksi kopi menyusut secara global terutama karena peningkatan panas. Para peneliti menemukan bahwa perlu dilakukan adaptasi, termasuk dengan mengganti arabika dengan robusta yang lebih keras.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...